Kamis, 06 November 2008

Senin, 03 November 2008

Narasi Batuan Beku

Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneous adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi
Berdasarkan letak kejadiannya, batuan beku terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Batuan beku dalam (plutonik), terbentuk jauh di bawah permukaan Bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehinggan batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). Contohnya adalah granit, granodiorit dan gabro
2. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginan relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas Kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini adalah granit porfiri dan diorit porfiri.
3. Batuan beku luar (efusif), terbentuk di (dekat) permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk Kristal. Struktur batuan seperti ini dinamakan amorf, contohnya obsidian, riolit dan batu apung.
Berdasarkan komposisi kimianya, batuan beku dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
1. Batuan beku ultra basa, contohnya dunit dan peridotit
2. Batuan beku basa, contohnya gabro, basalt
3. Batuan beku menengah (intermedier), contohnya andesit dan syenit
4. Batuan beku asam, contohnya granit, liorit
5. Batuan beku alkali, contohnya kimberlit, leusitit
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari:
1. Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
 Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
 Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal.
 Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
 Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
 Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
 Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
 Fanerik/fanerokristalin
 Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
 Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
 Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
 Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
 Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
 Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan:
 Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
 Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
 Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
 Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
 Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
 Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
 Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
 Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
 Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi
 yang lain.
 Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
 Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
 Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
 Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
 Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
 Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
2. Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
 Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
 Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran.
Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
 Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
 Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
 Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
 Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
 Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
3. Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
 Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
 Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.

Peta Konsep

Foto Batuan Beku



Batuan beku yang tercurahi mata air dari dataran tinggi Lembang di curug Cigai Pada Rabu (30/10)


Batuan curug cigay di kel.sukasari kota Bandung adalah batuan beku jenis bstusn brku luar (efusif) adapun yang dimaksud dengan batuan beku efusif adalah batuan yang terbentuk dari proses pendinginan dan pengerasan magma.Batuan beku bisa duklasifikasikan berdasarkan waktu pendinginan dari magma menjadi bentuk batuan,berdasarkan letaknya serta berdasarkan kandungan kimianya.Pengklasifikasian batuan jenis efusif adalah berdasarkan letaknya.Hal itu dikerenakan adanya beberapa ciri fisik batuan beku efusif yang khusus terdapat pada batuan beku pada gambar.Adanya aliran mata air yang mencurahinya akan menyebabkan pengikisan dan pelapisan pada batuan tersebut walaupun dalam kekuatan dan waktu yang lama

Foto Batuan Beku 2


Aliran air sungai yang melalui batuan beku hasil letusan gunung sunda pada Rabu (30/10)


Sungai cigay merupakan sungai yang mengalir melintasi daerah geger arum di kelurahan sukasari kota Bandung.Penggunaan lahan di sekitar DAS meliputi perkebunan,pemukiman dan lahan institusi perguruan tinggi (UPI).Di sungai cigay ini,terdapat pula air terjun (curug) yang sesuai dengan nama DAS yang melaluinya.Curug Cigay ini sering dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk memancing.Di sepanjang DAS terdapat batuan beku berbagai uuran mulai dari bongkah kecil sebesar kepalan tangan anak kecil sampai yang berukuran besar.Batuan beku ini berasal dari letusan Gunung Sunda Purba.Akan tetapi,karena pola perilaku masyarakat yang membuang sampah seenaknya ke DAS cigay,menyebabkan air di sungai ini menjadi kotor berwarna kecoklat-coklatan dan sering terlihatnya tumpukan sampah.

Foto Batuan Beku 3


Keanggunan curug cigay di kel.sukaasih,kota Bandung dengan letarbelakang keelokan vegetasi dan kekokohan batuan beku pada,Rabu (30/10)

Air terjun-yang dalam bahasa sunda disebut Curug-Cigay berada di DAS cigay di kel.sukasari kota Bandung.Curug yang memilki ketinggian sekitar 12 meter ini memilki daya tarik tersendiri.Apalagi disekitarnya tumbuh vegetasi berupa pohon-pohon serta semak-semak perdu yang menambah kesan asri curug ini.Akan tetapi karena pola perilaku pembuangan sampah masyarakat yang kurang sesuai dengan nilai ekologis,maka tak heran daya tarik curug cigay memudar.Curug cigay ini terbentuk dari proses pengangkatan (Agradsi) dataran tinggi Bandung utara.Di sini kita akan menemui dengan jelas pelapisan batuan dari yang berumut paling tua yang berada di dasar sampai yang paling muda di bagian atasnya.

Jawaban UTS

1. Jelaskan perbedaan teori John Dewey dan Skinner dalam mengembangkan teknologi pengejaran!

Jawab :

Burrhus Frederic Skinner ialah tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction ) dan menyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning yang berkebangsaan Amerika. Gaya mengajar guru dilakukan secara searah dan dikontrol melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise). Manajemen kelas menurut Skinner yaitu berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification ) antara lain dengan proses penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi ingatan apa pun pada perilaku yang tidak tepat. Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement) maksudnya pengetahuan yang terbentuk melalui ingatan stimulus- respon akan semakin kuat apabila diberi penguatan Skinner membagi penguatan menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negativ. Bentuk–bentuk penguatan positif: hadiah, permen, kado, makanan, perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol) atau penghargaan. Bentuk –bentuk penguatan negative menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang. Adapun beberapa prinsip belajar menurut kinner, antara lain :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa, jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar

3. Materi pelajaran digunakan system modul

4. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri

5. Dalam proses pembelajaran tidak digunakan hukuman. Untuk ini lingkungan perlu diubah untuk menghindari adanya hukuman

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah & hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforce

7. Dalam pembelajaran digunakan shaping

Sedangkan menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan–kesimpulan yang definitif melalui lima langkah.
1) Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.
2) Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.
3) Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
4) Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
5) Selajutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik

Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai ditemuka pemecahan masalah yang tepat. Pemecahan masalah itulah yang benar, yaitu yang berguna untuk hidup.

2. Jelaskan tiga landasan teknologi pengejaran yang anda ketahui !

Jawab :

1. Demonstration, dalam hal ini media yang digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek kegunaan, cara mengoprasikan, dan lain-lain. Media berfungsi sebagai alt pembelajaran, misalnya seorang dosen sedang menerangkan mengoprasikan Over Head Projector (OHP), pada saat menjelaskannya menggunakan alat peraga berupa OHP, dengan cara mendemonstrasikan dosen tersebut menjelaskan, menunjukan, dan memperlihatkan cara-cara mengoprasikan OHP.

2. Familiarity, penggunaan media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media tersebut, yaitu kaerna ia sudah terbiasamenggunakan media tesebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media yang lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya memerlukan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara teus menerus dia menggunakn media yang sama. Misalnya seorang dosen yang sering menggunakan Over Head Projector (OHP) dan Over Head Trasparacy (OHT), kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan karena sudah akrabdan telah menguasai detil media terbut, meski seorang guru haru lebih variatif dalam memilih media, dalam konsepnya tidak ada satu media yang sempurna, dalam arti kata tidak ada satu media yang sesuai dengan semua tujuan pembelajaran, sesuai dengan semua situasi dan sesuai dengan semua karakteristik siswa. Media yang baik adalah bersifat kontekstual sesuai dengan realitas kebutuhan belajar yang dihadapi siswa.

3. Clarity, alasan yang ketiga ini mengapa guru menggunakan media pembelajaran adalah untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada da praktek pembelajaran, masih banyak guruk tidak menggunakn media atau tanpa media, metode yng digunakan dengan ceramah (eksplolary), cara ini memang tidak merepotkan guru untuk menyediakan media, cukup bengan menguasai materi, maka pembelajaran dapat berlangsung, hal ini menyebabkan cenderung akan verbalistis, karena informasi tidak bersifat konkrit, jika guru tdak mampu secara detil dan spesifik menjelaskan pesan pembelajaran, maka verbalistis akan terjadi.

3. Apakah yang dimaksud dengan Resources by design dan Resources by ultilization dalam system sumber pengajaran ?

Jawab :

Yang dimaksud dengan dengan Resources by design dan Resources by ultilization dalam system sumber pengajaran yaitu berupa sumber belajar. Adapun sumber belajar dibagi menjadi dua jenis, seperti yang telah disebutkan diatas yaitu Resources by design dan Resources by ultilization, berikut merupakan penjelasantentang Resources by design dan Resources by ultilization,antara lain:

· Sumber belajar yang dirancang (by design), adalah sumber belajar yang sengaja direncanakan untuk kepentingan pembelajaran. Misalnya, buku, film, poster, kebun sekolaah, dansebagainya yang memang dirancang untuk digunakan dalam suatu pembelajaran.

· Sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization), adalah sumber belajar yang telah ada, tinggal dimanfaatkan, dimana pada rancangnan pada awalnya sumber belajar tersebut tidak dimaksudkan secara khusus untuk kepentingan pembelajaran.

· Sehingga dua jenis sistem sumber pengajaran tersebut sangatlah mendukung kelangsungan kegitan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru. Kedua jenis sumber tersebut saling mendukung antara satu dengan yang lain, karena sumber-sumber tersebut sangatlah membatu peserta didik. Dalam hal ini adalah siswa dimana siswa dapat lebih mudah menangkap atau menerima isi materi, hal ini disebabkan karena peserta didik atau sisiwa bisa melihat atau mendengar secara langsung materi apa yang diberikan oleh pendidik dalam hal ini adalah guru dan siswapun tidak akan mudah merasa jenuh karena penyajian materi yang diberikan oleh guru tidak hanya dalam bentuk ceramah saja. Dan biasanya daya tangkap siswa terhadap sumber-sumber tersebut akan lebih cepat dan akan lebih mudah terbayangkan kembali secara langsung, ini disebabkan karena siswa mengalami pengalaman langsung berkenalan atau lebih tepat mengenal sumber pengajaran yang diberiakn oleh pengajar. Dalam hal ini pengajar harus lebih kreatif dalam mengemas suber-sumber pengajaran yang akan diberikan kepada peserta didik atau sering disebut siswa. Sehngga, materi yang diberikan akan mendapat hasil maksimal, yaitu berupa pemahaman siswa dan adanya keinginan siswa untuk menggali lebih dalam materi yang diberikan.

4. Sebutkan dan jelaskan enam sumber belajar yang anda ketahui !

Jawab:

1. Sumber belajar dibagi menjadi 6 jenis, yaitu;

2. (1) Sumber berupa pesan

Di dalamnya terdapat informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya yang tentunya dapat dijadikan sumber belajar oleh siswa

3. (2) Manusia

Yang terdiri dari guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya

(3) Peralatan

Sumber ini dikenal dengan istilah audio visual aids yaitu sumber belajar dari bahan audio (suara), visual (gambar), atau kombinasi dari keduanya dalam sebuah proses pembelajaran. Istilah lain disebut juga media pendidikan yang biasanya didesain secara lebih terarah, spesifik dan sesuai dengan perkembangan siswa. Contoh sumber belajar dalam tahap ini yakni berupa televisi, CD, radio, OHP, komputer dan sebagainya

(4) Bahan

Tugas guru relatif lebih ringan karena adanya sumber belajar berupa bahan. Siswa dapat mempelajari sendiri ketika belum paham. Kelemahannya terkadang penulisan buku belum baik dan isinya sulit dipahami oleh sebagian siswa. Kelebihannya, materi dapat disebarluaskan secara cepat dan luas. Sumber belajar ini meliputi buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya

(5) Teknik/metode

Sumber belajar berupa teknik diantaranya disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk show dan sejenisnya

(6) Lingkungan/setting

Sumber belajar ini dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antara kelompok belajar yang meliputi ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, museum, kantor dan sebagainya.

5. Sebutkan faktor-faktor yang berpengaruh kepada keberadaan sumber belajar !

Jawab :

Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya sumber belajar yaitu :

a. Waktu

Waktu berpengaruh terhadap keadaan sumber belajar, waktu akan menentukan bagaimana keadaan tempat terdapatnya sumber belajar. Karena sumber belajar dari tahun ke tehun semakin berkembang maka keberadaan sumber belajar yang dulu sangat berpengaruh akan keberadaan sumber belajar saat sekarang, hal ini berkaitan dengan seumber belajar yang ada saat dulu menjadi dasar pengembanga sumber belajar pada sat sekarang.

b. Tempat

c. Situasi atau keadaan

Situasi dan keadaan ketiak pembuatan sumber belajar akan berpengaruh dimana pada saat pembuatan sumber belajar dibuat terjadi sebuah peristiwa penting yang mempengaruhi kehidupan oreng banyak. Hal ini bisa dimisalkan pada tahun 1998 saat terjadi peristiwa krisis keuangan dunia sehingga pada saat itu hampir semua sumber belajar membahas keadaan tersebut.

d. Teknologi

Teknologi memberi pengaruh terhadap keberadaan sumber belajar, kenapa? Karena dengan adanya teknologi, belajar menjadi lebih mudah dan cepat mengakses data-data yang terbaru. Dengan teknologi juga penyampaian materi di kelas tidaklah sulit dan menghemat energy. Siswa pun memiliki banyak referensi tentang info yang up to date. Teknologi juga dapat memberi rangsangan bagi siswa dalam proses penangkapan hasil materi yang diberikan.

Keenam sumber tersebut berkaitan antar satu dengan yang lain, dimana sumber-sumber tersebut akan menjadi faktor-faktor yang penting dalam kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru. Dan ketika salah sutu faktor tersebut mengalami hambatan, maka faktor-faktor yang lain akan terganggu. Sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi terganggu, dan penyampain materi yang diberikan oleh guru akan tidak mudah dicerna oleh siswa dengan kata lain siswa sulit memahami materi yang diberikan oleh guru.

6. Buatlah bagan yang menerangkan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran yang optimal !

Jawab :

Pendidik (guru) Materi Media Peserta (siswa) Memahami materi

7. Jelaskan keuntungan dan kelemahan pemanfaatan media audiovisual di dalam kelas !

Jawab :

Media audio-visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan.

Keuntungan memakai media audiovisual yaitu :

a. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan disemua ukuran ruangan kelas. Sehingga semua peserta didik yang berada di kelas bisa menikmati apa yang disajikan oleh pendidik. Dan apapun dan bagaimanapun keadaan kelas tersebut penyampaian pesan melalui media audio-visual akan mudah dicerna oleh semua peseta didik.

b. Menarik karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik. Hal ini berkaitan dengan gradasi warna dimana peserta didik akan tertarik dengan warna-warna yang mencolok karena mungkin sebagian peserta didik menganggap gradasi warna adalah hal yang lucu. Dan biasanya mata akan terangsang oleh warna-warna yang berbeda, sehingga variasi warna membuat peserta didik selalu mengingat warna-warna yang mencolok.

c. Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting. Hal ini akan lebih efektif, karena pada dasarnya guru dianjurkan bertatap muka walau tidak secara rutin. Biasannya siswa akan mencatat materi-materi yang dianggap penting yang disampaikan oleh tenaga pendidik. Walau ada teknologi tatap muka menjadi hal yang di anggap penting.

d. Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan. Karena unsur pencahayaan sanggat berpengaruh terhadap proses belajar dan mengajar. Bahkan sekarang ada kriteria ruangan yang sesuai dalam proses belajar mengajar, seperti halnya adanya ventilasi udara, penerangan yang cukup, dan keadaan ukuran ruangan yang bersih dan nyaman. Kita juga harus menguasai alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.

e. Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relative singkat. Dengan media audiovisual tersebut kita dapat mengefisiensikan waktu, tak butuh waktu yang lama dan tenaga untuk menerangkan secara keseluruhan. Hal ini sangat menguntungkan bagi tenaga pendidik.

f. Program ini dapat digunakan berulang-ulang. Dengan adannya audio-visual data yang ada dapat disajikan kembali pada pertemuan yang akan dating. Sehingga tak perlu membuat lagi bahan pengajaran. Lebih praktis, jika ada inofasi terbaru kita tinggal menambahkan hal yang terbaru tersebut pada data yang sudah kita miliki.

Kelemahan memakai media audio-visual yaitu :

a. Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya

b. Ada atau tidaknya alat yang tersedia untuk proses penyajian seperti proyektor

c. Bahan untuk penyajian harus disiapkan terlebih dahulu sebelum di sampaikan kepada siswa

8. Sebutkan media yang cocok untuk menerangkan siklus air ?

Jawab :

Media yang cocok untuk menerangkan siklus air yaitu :

a. Media grafis

Media grafis adalah media grafis yang menyajikan fakta, idea tau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka, dan symbol/gambar. Hal ini sangat berpengaruh dalam proses menerangkan kepada siswa, berikut ini merupakan jenis-jenis dari media grafis yaitu :

1) Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka, grafis, dan symbol, dan symbol.

2) Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untung memperlihatkan hubungan timbal-balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol.

3) Bagan, yaitu perpaduan kata-kata, garis, dan symbol yang merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting.

4) Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokokdari suatu bentuk gambar.

5) Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.

6) Papan planel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk menyajikan gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.

7) Bulletin board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelka dengan menggunakan lem atau alat perekat lainnya.

b. Media proyeksi berupa OHP

Overhead Projector adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transpirasi pada sebuah layar. Biasannya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis. Dengan OHP ini kita dapat menampilkan materi berupa bagan, peta konsep, gambar dengan lebih mudah.

c. Media audio

Dengan media audio ini penyampaian pesan dapat lebih mudah karena media yang penyampaian pesannya dapat di terima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik dan soun effect.

Media-media di atas dapat digunakan untuk menjelaskan siklus air dalam proses belajar mengajar, baik menggunakan peta konsep, bagan, dan gambar. Mungkin dengan itu siswa akan lebih paham dalam penangkapan materi yang di swampaikan oleh tenaga pendidik.